TEKNIK PEMASANGAN KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Tujuan belajar teknik pemasangan komponen instalasi penerangan listrik, antara lain:
  1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik
  2. Terjamin keselamatan manusia
  3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya
  4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik
  5. Terjamin perlindungan lingkungan
  6. Terjamin tujuan pencahayaan yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.
Tujuan belajar teknik pemasangan komponen instalasi penerangan listrik TEKNIK PEMASANGAN KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

TEKNIK PEMASANGAN KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Pemasangan kabel listrik yang ditanam di dalam dinding kadangkadang memunculkan pertanyaan bagaimana cara memasangnya apakah pakai pipa atau langsung kabelnya dipasang lalu ditutup dengan adukan?, mungkin untuk sebagian orang yang kurang faham maka akan kebingungan dan ingin mencari tahu, untuk itulah saya membuat artikel ini agar anda yang ingin belajar cara memasang kabel saklar di tembok/dinding (in bow) tidak bingung lagi.

A. PEMASANGAN KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Bagi anda yang sedang membangun rumah dan ingin memasang instalasi listrik untuk saklar yang memakai pipa di dalam dinding plesteran tembok atau anda yang ingin menambah saklar yang ditanam di dalam dinding rumah maka anda sudah tepat berada di sini, Saya akan menjelaskan secara mudah tahapan-tahapan cara memasang instalasinya. Untuk lebih jelasnya silahkan simak penjelasannya di bawah ini:

1. Bahan-bahan yang diperlukan

Pipa paralon PVC atau pipa besi dengan ukuiran paling kecil khusus untuk kabel listrik (bukan untuk saluran air.) minimal 2m.
  • Tedus satu lubang(khusus untuk ditanam di tembok)
  • Paku ukuran 4cm minimal 10buah
  • Saklar tembok (in bow) satu buah Kabel tunggal NYM ukuran 2 X 1,5” dengan panjang minimal 3m. Isolasi khusus untuk kabel listrik satu buah.

2. Peralatan yang diperlukan

  • a. Palu
  • b. Pahat untuk tembok
  • c. Obeng minus
  • d. Obeng plus
  • e. Tang kombinasi

3. Tahap-tahap pemasangan untuk dinding yang belum diplester/belum diberi adukan tembok:
  • Ukurlah ketinggian saklar dari lantai minimal 150cm (ukuran ini tidak mutlak, disesuaikan dengan tinggi badan penghuni rumah) dengan jarak dari kusen pintu maksimal 30cm lalu tandai.
  • Pasanglah tedus menggunakan dua atau tiga buah paku di dinding yang telah ditandai, perlu diingat bahwa kebanyakan tedus terbuat dari bahan plastik yang tipis dan rapuh, jadi bila secara langsung ditancapkan paku maka tedus ini akan terbelah dan hancur sehingga tidak dapat dipakai lagi, untuk mencegah hal itu maka sebelum dipaku ke dinding alagkah baiknya dibuat lubang untuk pakunya dengan ukuran yang sama dengan paku yang digunakan, caranya adalah dengan melubangi tedus menggunakan paku panas.
  • Siapkan pipa dengan panjang yang disesuaikan dengan jarak tedus ke dinding paling atas, atau sedikit di atas kayu plapon kemudian pasangkan di dinding, ujung pipa bagian bawah harus masuk ke lubang tedus sedangklan ujung pipa bagian atas berada sejajar dengan ujung dinding atau lebih sedikit.
  • Agar pipa tidak berubah posisi maka pasanglah paku di sebelah kiri dan kanan pipa dengan jarak antar paku 50cm, selain dengan paku dapat juga digunakan klem khusus untuk pipa agar pipa terpasang kuat di dinding. e. Untuk mencegah adukan/plesteran masuk ke dalam tedus tutuplah tedus menggunakan isolasi/lakban besar atau bisa juga disumpal dengan kertas atau plastik.
  • Setelah tedus dan pipa terpasang di dinding maka untuk pemasangan kabel dan saklar harus menunggu dinding diplester dan dicat. Bila dinding sudah dicat maka tahapan selanjutnya adalah memasang kabel dan saklar, buatlah jalur instalasi dari kabel utama ke fitting lampu, masukkanlah dua buah kabel dari jalur utama dan dari fitting lampu ke dalam pipa dari arah atas sampai tembus ke tedus.
Kupaslah kedua kabel sampai terlihat kawat tembaganya dengan panjang kira-kira 1cm kemudian sambungkan ke konektor saklar lalu kencangkan dengan obeng.


Longgarkan baud pada saklar yang berfungsi mengunci saklar agar menempel pada tedus lalu masukkan bagian belakang saklar ke dalam tedus, setelah itu kencangkanlah dua buah baud yang terletak ada di bagian luar saklar memakai obeng plus dengan begitu maka plat yang berada di bagian dalam akan mengunci saklar agar tidak terlepas dari tedus.

B. Menyambung / memasang kabel pada stop kontak

1. Menyambung / memasang kabel ke lampu

Sumber listrik jalur penerangan / lampu, biasanya diambil dengan cara mencabangkan jalur kabel stopkontak yang telah ada.Dengan demikian, penyambungan antar kabel yang terjadi adalah antara kabel isi 3 (tiga) kawat dengan kabel isi 2 (dua) kawat. Kabel yang digunakan sebagai jalur utama untuk kebutuhan penerangan, cukup dengan menggunakan kabel 2 x 1,5 mm².

Gambar 4.1 Skema Susunan Sambungan Antar Kabel Stopkontak ke Kabel Lampu

1. Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik.
2. Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan stop kontak.
3. Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan jalur lampu

Kode Huruf :
A : Sambungan 3 kawat Fasa antara kabel sumber listrik, stopkontak dan lampu
B : Sambungan 3 kawat Netral antara kabel sumber listrik, stopkontak dan lampu
C : Sambungan 2 kawat Kuning (Earth – Arde) ke Stopkontak

Keterangan :
Sebenarnya, hanya dibutuhkan dua sambungan kawat saja untuk menyambung dari jalur kabel stop kontak ke jalur kabel penerangan, yaitu : kawat Fasa dan kawat Netral.Tapi, pada prakteknya, kawat Arde yang ke stopkontak juga perlu diputus terlebih dulu dan kemudian di sambung ulang berbarengan dengan penyambungan kawat Fasa dan Netral pada jalur kabel lampu.itu dikarenakan perlu uluran kawat lebih panjang untuk menyambungkan kawat Fasa dan Netral dari kedua kabel (stopkontak dan lampu) tersebut.

Bersamaan dengan membuat jalur kabel lampu, pasti akan selalu diiringi dengan pembuatan jalur kabel saklar yang digunakan untuk menyala-matikan lampu. Karena memang secara tujuan dan pemakaian saklar itu sendiri, memang berkaitan untuk kepentingan menyala-matikan lampu.Sama halnya dengan jumlah titik pada unit stop kontak, satu saklar dapat dilengkapi dengan beberapa swicth on-off (nyala/mati).

Switch on-off yang pernah saya temukan beredar di pasaran adalah satu hingga tiga switch pada sebuah saklar. Saklar dengan satu (tunggal) dan dua (ganda) switch on-off adalah yang paling umum beredar dan mudah ditemukan dipasaran. Secara kualitas, harga tetap merupakan parameter utamanya.

Spesifikasi kabel yang digunakan untuk menyambung saklar tunggal adalah 2 x 1,5 mm². Sedangkan kabel untuk menyambung saklar ganda menggunakan spesifikasi 3 x 1,5mm².Di bawah ini, saya sajikan ilustrasi memasang saklar tunggal dan saklar ganda secara sederhana disertai urutan susunan warna kawat kabel.Anda dapat mengubah jumlah lampu yang hendak dipasang dari setiap titik lampu pada masing-masing skema.
Gambar 4.2 Skema Susunan Sambungan Kabel ĸe Stopkontak
1 .Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik.
2 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak baru.
3 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak lama. Kode Huruf :
1. Sambungan 3 kawat Hitam (Line – Fasa)
2. Sambungan 3 kawat Biru (Neutral – Netral)
3. Sambungan 3 kawat Kuning (Earth – Arde)
Keterangan :
Gambar 4.3 Stopkontak Tunggal dan Susunan Pemasangan Kawat Kabel di Jeroannya.

Pada keterangan Kode Huruf, saya menyebutkan sambungan antar kawat kabel berdasarkan warna pembungkusnya.Bukan jenis muatan arus listrik yang mengaliri kawat tersebut.Sebenarnya, tidak ada masalah dengan hal itu.

Secara default, warna pembungkus kawat mewakili jenis muatan arus listrik yang seharusnya dihantarkan pada kawat yang dibungkusnya, yaitu : hitam / merah = positif (L ⇒ Line), biru = netral (N ⇒ Neutral) dan kuning = arde (E ⇒ Earth).Selama kita mengerjakan menyambung kawat dengan berpedoman pada default-nya, kecil kemungkinan untuk terjadi kesalahan. Hal itu berlaku mulai dari kabel meteran PLN hingga berakhir di setiap stop kontak dan lampu penerangan.

Unit stop kontak yang saat ini beredar umum dipasaran, dapat kita temukan dengan jumlah titik yang berbeda-beda. Mulai dari satu hingga empat titik pararel yang biasa dijual pada toko-toko perlengkapan listrik. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan dari unit stop kontak itu sendiri. Anda dapat langsung mengenali tinggi-rendah kualitas bahan stop kontak dari harganya.

Kabel yang digunakan untuk menyambung unit stop kontak, lebih baik menggunakan kabel 3 x 2,5 mm² untuk rumah dengan kapasitas 900VA s/d 4400VA.

Susunan sambungan kawat antar kabel untuk menyambung stop kontak tidaklah rumit, cukup mengikuti warna pembungkus kawat tembaganya saja (biru, hitam dan kuning).
Gambar 4.4 Stopkontak Ganda/Double dan Susunan Pemasangan Kawat Kabel

Sehingga, jika hendak membuat jalur stop kontak baru di tengah jalur kabel antara sumber daya dan titik stop kontak, anda tinggal memotong di bagian tengah kabel.

Sediakan kabel baru sesuai panjang jalur yang hendak ditambahkan. Kelupaskan kulit setiap pembungkus kawat tembaga (9 kawat). Lilitkan setiap tiga kawat tembaga yang memiliki warna pembungkus sama menjadi satu, lalu bungkus setiap lilitan menggunakan pembungkus kabel / salotip (point A, B dan C pada gambar).

Memasangkan kawat tembaga pada unit stop kontak, juga tidak rumit. Ada perbedaan “jeroan” antara unit stop kontak satu titik dengan unit stop kontak lebih dari satu titik. Namun, secara konsep tetap sama. Kawat kuning selalu dipasangkan pada bagian yang memiliki tanda “arde” (biasanya pada bagian tengah).Sedangkan kawat biru dan hitam di sisi kiri dan kanan kawat kuning.

Ada beberapa aturan main yang sebaiknya anda ketahui dalam hal posisi memasangkan kawat berdasarkan jenis arus listrik di stop kontak dan steker. Anda dapat membaca pembahasannya di artikel Steker, Stop kontak dan Arus Listrik.

2. Skema sambungan kabel untuk pemasangan Saklar Tunggal

Kode Angka :
Gambar 4.5 Skema Susunan Sambungan Antar Kabel untuk memasang Lampu Saklar Tunggal.

1. : Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan sumber listrik / steker.
2. : Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan saklar tunggal.
3. : Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung dengan lampu.
4. : Unit Lampu

Kode Huruf :
  • a. : sambungan kawat Netral antara kawat biru kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 3.
  • b. : sambungan kawat Fasa dengan kawat input saklar (Sambungan dari kawat hitam kabel no. 1 ke kawat hitam kabel no. 2).
  • c. : sambungan kawat output saklar ke unit lampu no. 4 (Sambungan dari kawat biru kabel no. 2 ke kawat hitam kabel no. 3).
Keterangan :
Gambar 4.6 Saklar Tunggal dan Susunan Pemasangan Kawat Kabel di Jeroannya.

Sambungan A adalah sambungan arus Netral dari kabel sumber listrik / steker dengan kabel yang terhubung ke lampu.Jalur kawat Netral (biru) ini, tidak dianjurkan sebagai jalur kawat yang dipasangi saklar.Saklar selalu diposisikan untuk dipasang di jalur kawat Fasa (hitam).

Sambungan B merupakan kawat arus Fasa yang dihubungkan ke kawat input saklar yang disematkan pada tungkai berwarna merah. Output arus Fasa dari saklar, dialirkan melalui kawat biru yang disematkan pada tungkai berwarna putih. Kawat output Fasa ini, dihubungkan (sambungan C) dengan kawat Fasa pada kabel yang terhubung ke lampu no. 4.

C. Menyambung /Memasang Kabel Pada Saklar

1. Cara Memasang Saklar Tunggal

Gambar 4.7 Skema Susunan Kawat Saklar Tunggal.

Cara pemasangan kabel pada saklar tunggal tidaklah sulit.Cukup dengan mengelupaskan kulit pembungkus pada masing-masing ujung kawat, kemudian tancapkan pada salah satu lubang disisi masing-masing tungkai berwarna merah dan putih.Kawat hitam (arus Fasa yang mengalir masuk ke saklar) ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna merah, sedangkan kawat biru (arus Fasa yang mengalir keluar dari saklar) ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna putih.

Begitu kawat ditekan-masuk hingga “mentok” ke ujung lubang, pengungkit otomatis akan mengunci-nya (menjepit). Sebelum terkunci, maka kawat akan mudah terlepas. Seandainya pengungkit tidak bisa berfungsi menjepit kawat, anda dapat menarik pengungkit “sedikit” ke atas agar kembali pada posisi semula (default).Jika kawat yang telah tertancap hendak dilepaskan, cukup hanya dengan menekan kedua pengungkit tersebut.Di bawah ini saya sajikan gambar skema sambungan antar kabel untuk memasang saklar tunggal. Mulai dari jalur steker hingga berakhir di lampu :
Gambar 4.8 Skema Lengkap Susunan Kawat Memasang Saklar Tunggal

Skema sambungan kabel untuk pemasangan Saklar Ganda
Kode Angka :
Gambar 4.9 Skema Susunan Sambungan Antar Kabel untuk memasang Lampu Saklar Ganda.
  1. : Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan sumber listrik / steker.
  2. : Kabel 3 x 1,5 mm² terhubung dengan saklar ganda.
  3. : Kabel 3 x 1,5 mm² penghubung antara saklar dan sumber listrik dengan pecahan dua sambungan kabel.
  4. : Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
  5. : Kabel 2 x 1,5 mm² penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
  6. : Unit Lampu.
  7. : Unit Lampu.

Kode Huruf :
  • a. : sambungan kawat Netral dari 2 kabel berbeda (sambungan kawat biru kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 3).
  • b. : sambungan kawat Fasa dengan kawat input saklar (sambungan kawat hitam kabel no. 1 ke kawat hitam kabel no. 2).
  • c. : sambungan kawat output saklar dari switch pertama (sambungan kawat kuning kabel no. 2 ke kawat hitam kabel no. 3).
  • d. : sambungan kawat output saklar dari switch kedua (sambungan kawat biru kabel no. 2 ke kawat kuning kabel no. 3).
  • e. : sambungan kawat Netral dari 3 kabel berbeda (sambungan kawat biru kabel no. 3 dengan kawat biru kabel no. 4 dan kawat biru kabel no. 5).
  • f. : sambungan kawat Fasa dari switch output saklar pertama ke unit lampu no. 6 (sambungan kawat hitam kabel no. 3 ke kawat hitam kabel no. 4).
  • g. : sambungan kawat Fasa dari switch output saklar kedua ke unit lampu no. 7 (sambungan kawat kuning kabel no. 3 ke kawat hitam kabel no. 5).

Keterangan :
Ada 7 sambungan antar kabel dari 5 potongan kabel terpisah dan yang harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar ganda.
Gambar 4.10 Saklar Ganda/Double dan Susunan Pemasangan Kawat Kabel.

Sama dengan sambungan A pada saklar tunggal, sambungan A disini adalah sambungan untuk arus Netral (biru) yang diteruskan ke sambungan E.Pada sambungan E, kawat Netral (biru) dipecah menjadi dua untuk masing-masing lampu. Sehingga, pada sambungan E ini terdapat tiga kawat biru dari kabel no. 3, no. 4 dan no. 5 yang dililit menjadi satu.

Sambungan B adalah sambungan arus Fasa antara kawat hitam dari kabel sumber listrik dengan kawat input saklar ganda. Arus Fasa yang didistribusikan melalui kawat hitam ini akan dipecah dalam saklar ganda menjadi dua output arus Fasa. Kedua output dialirkan melalui kawat kuning dan biru, dimana pendistribusiannya dikendalikan oleh masing-masing switch. Sambungan C, D, F dan G adalah sambungan antar kabel yang mendistribusikanarus Fasa ke masing-masing lampu.

2. Cara Memasang Saklar Ganda

Gambar 4.11 Skema Susunan Kawat Saklar Ganda.

Teknik cara pemasangan kabel pada saklar ganda, tidak ada bedanya dengan saklar tunggal. Kawat hitam (arus Fasa yang mengalir masuk ke saklar) ditancapkan pada lubang di samping tungkai berwarna merah di switch paling kiri (pertama), sedangkan kawat kuning dan biru yang merupakan arus Fasa yang mengalir keluar dari saklar, ditancapkan pada lubang di samping tungkai berwarna putih di masing-masing switch.

Pada gambar, di bagian tengah antara kedua switch, anda melihat ada sedikit “potongan” kawat kabel (tembaga) yang dipasang terpisah peletakannya.Potongan kawat ini sering diistilahkan dengan sebutan “jumper“. Fungsinya untuk mengalirkan arus listrik dari switch pertama ke switch kedua. Sehingga, arus positif yang berada pada switch pertama (sebelah kiri) turut di distribusikan ke switch kedua (sebelah kanan).Jika potongan kawat tembaga itu tidak disertakan, maka switch kedua menjadi tidak berfungsi (mati) karena tidak memiliki sumber arus listrik.

Cara pemasangannya, cukup dengan memotong kawat kabel sepanjang 3-4 cm. Kelupaskan pembungkusnya, lalu bengkokkan kedua ujung kawat sepanjang kira-kira 1,5 cm, tancapkan pada lubang di samping pengungkit merah.

Sama dengan saklar tunggal, di bawah ini saya sajikan gambar skema sambungan antar kabel untuk memasang saklar ganda. Mulai dari jalur steker hingga berakhir di lampu :
Gambar 4.12 Skema Lengkap Susunan Kawat Memasang Saklar Ganda/Double.

Gambar-gambar skema susunan kawat lainnya yang berhubungan dengan pemakaian saklar tunggal dan saklar ganda di blog ini, memiliki konsep susunan kawat yang sama sebagaimana yang diilustrasikan pada gambar skema pemasangan saklar tunggal dan saklar ganda di atas.Lalu, bagaimana susunan kawat untuk pemasangan saklar yang memiliki lebih dari 2 (dua) switch?

Patokannya, harus tersedia satu kawat line-input untuk setiap pemasangan saklar. Kemudian tambahkan dengan jumlah switch yang terdapat pada saklar. Misalnya, untuk memasang saklar dengan 3 (tiga) switch, maka dibutuhkan 1 (satu) kawat line-input dan 3 (tiga) kawat line-output.Jadi, dibutuhkan kabel yang berisi 4 kawat untuk memasang saklar triple (tiga) switch.

3. Memasang Stop kontak + Saklar

Gambar 4.13 Saklar+Stop Kontak

Selain saklar, juga terdapat sebuah model perangkat listrik yang terdiri dari gabungan antara stop kontak dan saklar sebagaimana gambar disamping kiri ini. Perangkat stop kontak + saklar ini tergolong unik, karena bagian saklar dari perangkat bisa dijadikan dua fungsi kepentingan pemakaian yang berbeda. Yaitu : (1) berfungsi sebagaimana saklar pada umumnya tanpa mengganggu aliran listrik pada stop kontak disampingnya dan (2) berfungsi untuk mematikan aliran listrik yang mengalir pada stop kontak yang berada di sampingnya. Untuk kasus-kasus tertentu, kita dapat memanfaatkan pemakaian perangkat saklar + stop kontak ini pada situasi dimana aliran listrik stop kontak dapat dinyala-matikan tanpa perlu mencabut steker yang sedang tertancap.

Salah satu cara dari memanfaatkan perangkat stop kontak + saklar ini yang paling umum digunakan adalah menjadi titik sumber listrik untuk menancapkan charger-adaptor handphone. Anda dapat melihat uraiannya pada artikel Membuat panjangan stop kontak untuk charger-adaptor handphone Untuk susunan kawat unit Stop kontak + Saklar versi In Bow, dapat anda lihat uraiannya pada artikel Memasang unit Stop kontak + Saklar In Bow.
Memasang Saklar / Stop kontak langsung di jalur kabel

Gambar 4.14 Memasang Saklar Memotong di tengah Jalur Kabel

Tidak semua kondisi pemasangan saklar / stop kontak harus dengan menggunakan jalur kabel tersendiri yang sengaja di julur-kan khusus ke saklar / stop kontak. Pada kasus-kasus tertentu, sering dijumpai kondisi memasang saklar / stop kontak dengan cara “memotong” jalur kabel.Teknik tersebut cukup efektif dalam beberapa hal, salah satunya adalah menghemat pemakaian kabel.Dengan demikian, tidak dibutuhkan kabel ekstra yang digunakan sebagai media untuk menghubungkan saklar / stop kontak dengan jalur kabel yang hendak di saklar-kan / stop kontak-kan.
Gambar 4.15 Skema Saklar Tunggal dan Ganda Memotong di tengah Jalur Kabel

Terutama untuk saklar, jangan terlalu “dipaksakan” untuk menggunakan teknik memotong jalur kabel seperti ini.Dibutuhkan penyusunan yang cukup rapi untuk “menyembunyikan” sambungan antar kawat yang jumlahnya cukup banyak ke dalam “casing” saklar yang sempit.Jika dipaksakan, bisa menyebabkan ketidakwajaran kinerja switch saklar.
Gambar 4.16 Saklar Tunggal dan Ganda Memotong di tengah Jalur Kabel

Logika teknik pemasangan saklar seperti ini, sebenarnya, sama saja dengan teknik pemasangan saklar yang telah di deskripsikan sebelumnya. Hanya saja, letak sambungan kawat biru / netral terlindung di dalam casing-saklar. Begini penampakan susunan kawatnya :
Foto 4.17 Stopkontak Tunggal dan Ganda Memotong di tengah Jalur Kabel

Sedangkan untuk susunan kawat yang terpasang pada stop kontak adalah seperti di bawah ini :

4. Menggabungkan Dua Skema


Gambar 4.18 Pengembangan Dasar Sambungan Antar Kabel

Dalam penerapannya, ada 3 (tiga) cara yang saya gunakan untuk menggabungkan jaringan kabel stop kontak dengan lampu.

Cara skema no. 1. :
Unit stop kontak + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan unit stop kontak diujung kabel. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke stop kontak.

Cara skema no. 2. :
Unit stop kontak + timer + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan unit stop kontak di ujung kabel dan dipasangkan timer. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke timer.

Cara skema no. 3 :
Menyambung langsung (melilitkan) kawat antar kabel sesuai warna pembungkus kawat.Kabel jaringan utama diputuskan, kemudian kawat tembaga kembali dililitkan bersama-sama jaringan kabel lampu. Ini adalah cara yang paling sering digunakan untuk menyambung kabel di rumah-rumah pada umumnya.

a. Merangkai skema untuk satu lantai

Gambar ini adalah skema sederhana contoh jaringan kabel di satu rumah untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik di 3 ruangan dalam rumah dan 1 sumber listrik di area luar rumah.
Gambar 4.19 Pengembangan Skema Sambungan Antar Kabel untuk Satu Lantai

Skenario awal (Skenario 1 dalam kotak area garis putus-putus) adalah kabel 3 x 2,5 mm dipasang dan ditujukan untuk selalu berakhir di satu area / ruangan di rumah, dimana setiap ujung kabel selalu dilengkapi dengan unit stop kontak GANDA / DOUBLE. Maksudnya, agar setiap area / ruangan memiliki 2 sumber aliran listrik, yaitu untuk kebutuhan lampu dan nonlampu.

Setiap awal jaringan kabel lampu selalu dilengkapi dengan steker untuk dicolokkan ke stop kontak. Hal yang sama jika hendak membuat jaringan kabel stop kontak tambahan untuk area / ruangan tersebut. Pemisahan jalur listrik untuk lampu dan non-lampu memang sengaja dilakukan dengan tujuan memudahkan perawatan / pemeliharaan masingmasing  perangkat di kemudian hari.Demikian juga kondisinya dengan kabeljalur utama.

Baru kemudian pada skenario berikutnya (Skenario 2 dalam kotak area  garis putus-putus) posisi rumah lampu dan stop kontak dalam ruanganditentukan. Jadi, perencanaan jalur kabel, titik lampu dan stop kontak dilakukan terbalik dari pemasangan jalur kabel utama.

Cara membuat jaringan kabel seperti ini memerlukan biaya relatif cukup besar karena banyaknya unit stop kontak dan steker sebagai pengganti tindakan melilitkan kawat antar kabel. Panjang kabel yang dibutuhkan pun menjadi lebih banyak. Disamping itu, diperlukan waktu yang relatif lebih lama karena setiap awalan dan akhiran kabel hampir selalu harus dipasangi dengan satu unit steker atau stop kontak sebagai media penyambung antar jaringan kabel.

Kapasitas kemampuan hantar arus dari unit stop kontak dan steker juga harus diperhatikan agar tidak menyebabkan panas berlebihan pada kabel saat setelah jaringan sedang digunakan. Jika memang memiliki kendala seperti yang telah dinyatakan, mengapa rancangan ini tetap dibuat?Apa yang mendasari ide membuat rancangan jaringan kabel seperti ini?

Menyelesaikan pekerjaan jalur kabel utama stop kontak (skenario 1) ke setiap ruangan / area tidaklah sulit. Tetapi, menyesuaikan jaringan kabel lampu dan stop kontak dalam sebuah ruangan (skenario 2) yang memerlukan banyak pertimbangan dan waktu untuk menyelesaikan serta menyempurnakannya.

Tindakan melengkapi ujung setiap kabel pada jalur induk dengan stop kontak (area di kotak skenario 1), bertujuan agar kita tidak perlu mengkhawatirkan akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan arus listrik di setiap area / ruangan. Baik saat sedang melakukan modifikasi maupun modifikasi yang belum selesai dikerjakan / terpaksa ditunda pengerjaannya.

Menggunakan konsep pemasangan stop kontak sebagai akses arus listrik di setiap ruangan seperti itu, menjadikan pengerjaan jaringan kabel di area skenario 2 lebih fleksibel. Hal ini mengingat biaya adalah faktor utama yang harus turut diperhitungkan kelancarannya untuk merampungkan pekerjaan seperti ini.

Salah satu keuntungan dengan menggunakan cara tersebut adalah kita dapat mengerjakannya sendiri. Tidak ada biaya jasa pengerjaan yang harus dikeluarkan dan tidak perlu terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan jaringan kabel dalam sebuah / beberapa ruangan. Selain dapat ditunda dan dicicil pengerjaannya, perubahan jalur kabel atau penggantian perangkat listrik dapat dilakukan dengan tanpa harus mematikan MCB pada meteran PLN.

Jadi, pekerjaan memodifikasi jaringan kabel di satu area / ruangandapat dikerjakan kapan saja tanpa akan mengakibatkan aliran listrik di ruangan lainnya ikut terganggu. Rancangan ini cocok untuk diterapkan pada rumah dengan kapasitas instalasi listrik terpasang antara 450 VA s/d 2200 VA. Karena kebanyakan unit stop kontak dan steker yang banyak beredar di pasaran dirancang dengan kemampuan menghantar arus hingga kisaran 16 Ampere (3500 Watt).

5. Mengganti Unit Stop kontak + Steker dengan MCB

Teknik menyambung aliran listrik menggunakan unit stop kontak GANDA / DOUBLE + steker untuk menghubungkan 2 skenario jaringan kabel listrik diatas, dapat diganti menggunakan unit MCB (2 unit) + box MCB dengan besaran daya (ampere) yang disesuaikan untuk kebutuhan setiap area / ruangan. Dengan menggunakan MCB, meski membutuhkan pengerjaan “sedikit” lebih rumit dan mahal, hasil akhir yang tampak akan terlihat lebih profesional.

Selain itu, disamping sangat ampuh untuk membatasi pemakaian listrik di setiap area / ruangan, tingkat keamanan dalam mengendalikan perilaku arus listrik akan jauh lebih terjamin. Seandainya skema model jaringan kabel yang telah saya deskripsikan hendak diterapkan pada rumah berkapasitas listrik terpasang mulai 2200VA ke atas, pastikan untuk “harus” menggunakan MCB sebagai titik sambungan antar jaringan kabel ke setiap area / ruangan.

Atau, gunakan cara dengan menyambung langsung antar jaringan kabel listrik. Kekuatan sambungan antar jaringan kabel listrik berkapasitas mulai 2200VA ke atas, tidak bisa dengan mengandalkan kemampuan dan daya tahan dari stop kontak + steker. Kedua perangkat listrik tersebut tidak di rancang untuk terpasang dalam jangka waktu lama menahan dinamika beban lalu-lintas daya listrik berkapasitas besar.

6. Hubungan pendek penyebab kebakaran

Apakah kondisi stop kontak / steker yang kepanasan dapat menyebabkan kebakaran? Saya rasa tidak juga. Plastik yang menjadi bahan baku stop kontak / steker baru akan meleleh jika memang dengan sengajadibakar menggunakan nyala api yang berkesinambungan (mis. di atas kompor). Biasanya, begitu terjadi percikan bunga api akibat hubungan pendek, switch MCB (jika tidak rusak) akan langsung “trip”.

Walau pun terjadi nyala api, hanya berlangsung beberapa detik saja dan akan mati dengan sendirinya. Jadi, selama tidak disertai dengan percikan bunga api yang berkesinambungan, hampir tidak ada kemungkinan api menyala semakin membesar. Karena bahan baku dari perangkat listrik itu sendiri pada dasarnya sudah tahan panas.
Pemicu Arus Pendek Listrik

Penyebab kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik cenderung dikarenakan tidak adanya kawat arde + MCB sebagai pembatas hantaran arus (mis. mencuri listrik langsung dari jalur kabel listrik di luar rumah), disertai / dan / atau, beban listrik yang melebihi kemampuan hantaran arus kabel. Oleh sebab itu, dengan kondisi susunan kawat kabel dari meteran PLN sudah sesuai jalur masuknya ke MCB pada box MCB dalam rumah, sangat kecil kemungkinan untuk terjadi peristiwa kebakaran jika kabel yang digunakan memiliki kapasitas hantaran diatas kapasitas MCB meteran PLN.

Dari tiga peristiwa perangkat listrik meledak dan disertai dengan percikan api (travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB) yang saya alami, selalu diakhiri dengan “trip”-nya switch MCB. Tidak ada nyala api berkesinambungan keluar dari kabel / stop kontak / steker, hanya sekali percikan bunga api saja yang keluar dari ketiga unit (travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB) tersebut.

7. Inbow atau Outbow

Semua tata cara menyambung kabel pada instalasi kabel yang telah digambarkan di atas, disusun berdasarkan pengalaman saya saat menangani penggantian / penambahan kabel di rumah dengan teknik out bow. Secara konsep pengerjaan sambungan kabel, menurut saya, tidak ada bedanya antara out bow dengan in bow.
Inbow atau Outbow

Demikian juga dengan konsep memasangkan kawat pada perangkat out bow / in bow untuk stop kontak dan saklar lampu.Hanya caranya yang sedikit berbeda.

Parameternya, untuk stop kontak, warna pembungkus kawat cenderung digunakan sebagai panduan untuk mewakili indentitas muatan arus listrik yang mengalir dalam kawat. Akan selalu ada terpasang tiga kawat pada stop kontak yang berfungsi sebagai jalan dari muatan listrik fasa, netral dan kelebihan arus (arde).

Sedangkan untuk saklar, warna pembungkus kawat cenderung digunakan sebagai panduan arah jalur masuk – keluar arus fasa ke – dari dalam saklar. Karena, berapapun jumlah kawat yang terpasang dan apapun warna pembungkusnya, semua akan selalu bermuatan listrik fasa.

Untuk perangkat listrik yang memiliki gabungan kedua fungsi (stop kontak + saklar), kita perlu mengetahui terlebih dulu tujuan perangkat itu dipasang. Baru kemudian dapat diketahui skema susunan kawat yang semestinya terpasang di dalam unit tersebut.

RANGKUMAN

  1. Sambungan A adalah sambungan arus Netral dari kabel sumber listrik / steker dengan kabel yang terhubung ke lampu.Jalur kawat Netral (biru) ini, tidak dianjurkan sebagai jalur kawat yang dipasangi saklar.Saklar selalu diposisikan untuk dipasang di jalur kawat Fasa (hitam).
  2. Sambungan B merupakan kawat arus Fasa yang dihubungkan ke kawat input saklar yang disematkan pada tungkai berwarna merah. Output (keluaran) arus Fasa dari saklar, dialirkan melalui kawat biru yang disematkan pada tungkai berwarna putih. Kawat output Fasa ini, dihubungkan (sambungan C) dengan kawat Fasa pada kabel yang terhubung ke lampu no 4.
Demikian pembahasan teknik pemasangan komponen instalasi penerangan listrik kali ini. Semua harus dipelajari dengan teliti agar tidak terjadi kecelakaan listrik.

Post a Comment for "TEKNIK PEMASANGAN KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN LISTRIK"