Menggunakan Threaded, Fastener, Sealant, dan Adhesive

Di Indonesia banyak pekerjaan konstruksi bangunan yang menggunakan konstruksi baja sebagai struktur utama. Di samping kemampuan baja yang cukup besar untuk menahan kekuatan beban yang diterima walaupun dari bahan baja dengan jenis yang paling rendah kekuatannya, juga mempunyai perbandingan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan–bahan bangunan lainnya yang umum dipakai.

Profil baja adalah bahan yang umum digunakan sebagai elemen struktur pada sebuah bangunan. Baja adalah salah satu bahan kontruksi yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan bahan konstruksi lain. Ditinjau dari kekuatannya baja mempunyai ketahanan yang cukup baik dalam menahan beban tarik bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lain sepertikayu dan beton. Secara umum baja yang mengalami gaya tarik akan tertarik hingga hancur sampai batas beban tertentu. Kehancuran dapat terjadi pada pada pelat/profil atau pada alat sambung, tergantung dari mutu bahan dan dimensi yang digunakan. Pelat bertampang dua yang disambung menggunakan alat sambung yang memiliki mutu dan ukuran yang lebih kecil dari mutu dan dimensi fisis pelat, dapat diperkirakan akan terjadi kehancuran pada alat sambungnya. (Mery Silviana, 2017)

Menggunakan Threaded, Fastener, Sealant, dan Adhesive

Profil Baut adalah alat sambung yang berbentuk batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya sebagai baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan pada konstruksi sebagai sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat.Mur adalah suatu pengikat yang memiliki lubang berulir. Mur hampir selalu digunakan bersama dengan baut pasangannya agar dapat mengikat suku benda tertentu secara bersama-sama. Pasangan baut dan mur disatukan oleh kombinasi gesekan ulir (dengan sedikit deformasi elastis), sedikit peregangan baut, dan kompresi dari suku-suku yang akan disambungkan.

Dalam penerapannya, di mana vibrasi (getaran) atau rotasi (perputaran) dapat membuat mur tersebut longgar, berbagai mekanisme penguncian dapat digunakan, seperti ring pengunci, mur pengunci, cairan pengunci ulir berperekat khusus seperti Loctite, peniti (pengikat kuningan) atau kawat pengunci yang dihubungkan dengan mur mahkota (kembang), sisipan nilon (mur nilon), atau benang berbentuk agak oval.

Bentuk mur yang paling umum saat ini adalah segi enam (heksagonal), dengan alasan yang sama seperti kepala baut: enam sisi simetris memberikan granularitas sudut yang baik untuk alat untuk memutar mur (meskipun berada di tempat-tempat sempit), tetapi sudut yang lebih banyak (dan lebih kecil) akan rentan oleh aus. Hanya perlu seperenam putaran untuk mendapatkan sisi hexagon berikutnya dan genggaman alat untuk memutar juga optimal. Namun, poligon dengan lebih dari enam sisi tidak dapat memberikan genggaman (cengkraman) yang diperlukan dan poligon dengan kurang dari enam sisi membutuhkan lebih banyak waktu untuk melakukan rotasi penuh. Bentuk khusus lainnya ada untuk kebutuhan tertentu.

Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain. pada permukaan yang berfungsi untuk mengikat dua atau lebih komponen (fastener) yang bersifat nonpermanent, artinya, fastener ini dapat dibongkar pasang untuk melepas elemen-elemen mesin yang digabungkan. Bolt dapat dikencangkan dan dilepas dengan memberikan torsi pada bolt head atau pada nut.(Refqi Despratama, 2016).

A. Jenis dan Spesifikasi Baut dan Mur

Sistem sambungan dengan menggunakan Mur & Baut ini, termasuk sambungan yang dapat di buka tanpa merusak bagian yang di sambung serta alat penyambung ini sendiri. Penyambungan dengan mur dan baut ini paling banyak digunakan sampai saat ini, misal nya sambungan pada konstruksi konstruksi dan alt permesinan. Bagian – bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir.

Ulir adalah suatu yang diputar disekeliling silinder dengan sudut kemiringan tertentu. Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga di gulung pada sebuah silinder seperti terlihat pada gambar 1a.Dalam pemakaian nya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam. Ulir pengikat pada umum nya mempunyai profil penampang berbentuk segi tiga sama kaki . Jarak antara satu puncak dengan puncak berikut nya dari profil ulir disebut jarak bagi (P) lihat gambar 1b.

Keterangan gambar :
D = diameter terbesar ulir luar (ulir baut) atau diemeter terbesar dari ulir dalam ( ulir Mur )
Dc = diameter paling kecil dari ulir luar (ulir baut) atau diameter terkecil dari ulir dalam (ulir mur).
Dp = diameter rata-rata dari ulir luar dan ulir dalam.
1 = sudut ulir
2 = Puncak ulir
3 = jarak puncak ulir (jarak bagi ) (P)
4 = Kedalaman ulir atau tingggi ulir (H)

Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya satu jalur yang melilit silinder, dan disebut 2 atau 3 jalan bila ada 2 atau 3 jalur . Jarak antara puncakpuncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur disebut KISAR. Kisar pada ulir tunggal kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak bagi nya, sedangkan untuk ulir ganda dan tripal besar nya kisar berturut – turut sama dengan dua kali atau tiga kali jarak baginya. Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri , dimana ulir kanan bergerak maju bila di putar searah jarum jam sedangkan ulir kiri diputar searah jarum jam akan bergerak mundur. Pada gambar 2 dibawah ini diperlihatkan bentuk ulir kanan, ulir kiri, ulir tunggal, ganda dan ulir tripal.

Dalam perdagangan ulir sudah di standarisasikan & bentuk ulir nya dapat bermacam-macam yaitu:

1. Standard British Witworth ulir sekrup

2. British Association ulir sekrup

3. American National Standar ulir sekrup

4. Unified Standar ulir sekrup

5. Square thread ( Ulir sekrup bujur sangkar )

6. Acme Thread

7. Ulir sekrup bulat ( Knuckle thread )

8. Ulir sekrup trapesium ( Buttress thread )

9. Ulir sekrup metris ( Metric thread )

1. Jenis-Jenis Baut

Baut dan mur menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kebutuhan sehari-hari mulai dari profesional yang bekerja dengan alat teknik maupun keperluan rumah tangga banyak yang menggunakan baut dan mur. Dipasran terdapat banyak sekali tipe dan jenis baut, Baut untuk konstruksi baja bangunan dibedakan 2 jenis : 

  • Baut Hitam Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
  • Baut Pass Yaitu baut dari baja mutu tinggi ( ‡ St-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran £ 0,1 mm. (Nandan Supriatna)

Baut (Bolt) merupakan suatu batang atau tabung yang membentuk alur heliks atau tangga spiral pada permukaannya dan mur (Nut) adalah pasangannya. Fungsi utama baut dan mur adalah menggabungkan beberapa komponen sehingga tergabung menjadi satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen. Maka dari itu komponen yang menggunakan sambungan ini dapat dengan mudah dilepas dan dipasang kembali tanpa merusak benda yang disambung. berikut ini sedikit ulasan mengenai jenis baut dan mur serta klasifikasinya. (builder Indonesia, juli 2017).

a. Carriage Bolts

Carriage Bolts
Carriage Bolts

Carriage bolts banyak digunakan pada penyambungan komponen jenis kayu. Baut ini memiliki kepala berbentuk kubah dan memiliki bentuk empat persegi pada bagian lehernya. Bentuk persegi pada bagian leher ini berfungsi untuk mempererat komponen yang disambungkan dengan menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan ikatan yang kuat.

b. Square Head Bolts

Square head bolts
Square head bolts

Square head bolts menjadi salah satu jenis baut yang menjadi favorit untuk digunakan. Baut dengan kepala berbentuk segi empat ini pada umumnya digunakan untuk pada industri berat dan pekerjaan konstruksi.

c. Flange Bolts

Flage bolts
Flage bolts

Flange bolts adalah jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat bubungan (flens). Flens ini didesain untuk memberikan kekuatan pada baut seperti menggunakan washer. Material dalam baut ini beragam, mulai dari besi biasa hingga baja hitam.

d. Hex bolts

Hex bolts
Hex bolts

Hex bolts, merupakan baut yang umum digunakan ditemukan pada pekerjaan konstruksi maupun perbaikan. Baut ini memiliki ciri umum yaitu kepala yang memiliki bentuk segi enam (hexagonal) Hex bolts memiliki sifat atau bahan baku tertentu sesuai dengan penerapannya pada sebuah komponen yang akan dihubungkan. Bahan baku pembuatan baut ini diantaranya adalah ; stainless steel, carbon steel, dan alloy steel yang dilapisi dengan kadium atau seng plating untuk menghindari terjadinya korosi.Aplikasi untuk baut yang memiliki bentuk kepala segi enam ini sangat bervariasi, mulai dari eksterior, otomotif untuk kelautan; pesisir, dan lingkungan yang bersuhu tinggi.

e. Eye Bolt

Eye Bolt

Eye Bolt memiliki bentuk lingkaran namun lingkaran ini bukan kepala. Eye atau lingkaran digunakan untuk mengamankan saluran listrik, menahan rantai pada tempatnya, atau untuk memandu tali. Ujung lingkaran bisa terbuka atau tertutup; versi terbuka tidak memiliki loop yang selesai sedangkan versi tertutup merupakan loop.

f. Baut U

Baut U

Baut U memiliki dua lengan berulir yang dihubungkan dengan tikungan berbentuk U tanpa kepala. Ujung berulir dirancang untuk menghubungkan mur dan ring. Mereka terbuat dari karbon, paduan, atau baja tahan karat dengan penempaan dingin atau panas. Ketika ring dan mur dikencangkan, keduanya memberikan kekuatan penjepitan untuk menyambung bagian-bagian atau untuk menahan komponen pada tempatnya dan mencegahnya bergerak.

g. Baut Tanam (Stud Bolt)

Baut Tanam (Stud Bolt)
Baut Tanam (Stud Bolt)

Baut tanam adalah jenis baut yang tidak memiliki kepala baut. Kedua ujungnya berupa batang ulir. Penggunaan baut tanam ini biasanya dipakai pada baut silinder head motor dan knalpot. Dimana salah satu ujungnya tertanam pada blok mesin. Yang kemudian pada salah satu ujungnya untuk mengunci komponen yang telah terpasang pada baut tanam tersebut.

h. Baut L (Shock Bolt)

Baut L (Shock Bolt)
Baut L (Shock Bolt)

Baut L adalah baut yang memiliki kepala bulat dan memiliki lubang di tengahnya. Lubang tersebut berbentuk segienam atau bintang. Dinamakan baut L karena untuk memutarnya harus menggunakan kunci L dan tisak bisa menggunakan kunci lain.

2. Jenis Jenis Mur

Mur terdiri dari beberapa jenis, setiap jenis mur mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya. Beberapa mur memiliki bentuk yang berbeda dengan tambahan tertentu agar dapat mempunyai fungsi yang lebih pada keadaan tertentu.

Bentuk ulir mur harus sama dengan ulir baut agar bisa digunakan dengan baik. Jika ulir mur berbeda dengan baut dan dipaksa untuk dipasangkan, maka mur dan baut tersebut akan rusak. Biasanya mur digunakan pada baut dengan menambahakan ring sebagai alas agar putaran mur tidak merusak media. Berikut beberapa jenis mur yang biasa ditemui pada kehidupan sehari-hari.

a. Hexagonal Nut (Mur Segi Enam)

Hexagonal Nut
Hexagonal Nut

Mur dengan bentuk segi enam merupakan mur yang paling banyak digunakan di untuk berbagai keperluan. Bentuk mur segi enam diperlihatkan pada gambar di bawah.

Dalam melakukan pengencangan mur segi enam harus menggunakan kunci yang sesuai.

b. Flange Nut (Mur Berkerah)

Flange Nut
Flange Nut

Mur berkerah ini bentuknya seperti mur segi enam yang ditambah dengan ring pada salah satu sisinya. Mur berkerah juga disebut dengan mur ring atau mur cincin. Bentuk mur ring ini diperlihatkan pada gambar di bawah.

Mur berkerah ini tidak boleh terbalik sisinya pada saat pemasangan. Jika posisi pemasangan terbalik, maka tidak bisa dikencangkan menggunakan kunci ring.

c. Wing nut (Mur Bersayap)

Wing nut
Wing nut

Jenis mur bersayap ini merupakan mur yang dipasangi sayap pada salah satu sisinya. Mur ini juga disebut dengan mur kupu-kupu. Bentuk mur bersayap diperlihatkan pada gambar di bawah.

Fungsi sayap tersebut adalah sebagai pegangan pada saat mengencangkan mur. Mur bersayap digunakan pada media yang tidak terlalu membutuhkan momen kekencangan yang tinggi. Mur ini biasa digunakan pada media plastik. Jika mur bersayap ini dikencangkan dengan momen terlalu tinggi, seumpanya saja menggunakan tang, maka sayap tersebut bisa patah. Jadi mur bersayap ini hanya menggunakan tangan pada saat melakukan pengencangan.

d. Capped Nut (Mur Bertopi)

Capped Nut
Capped Nut

Disebut dengan mur bertopi karena salah satu sisi mur dilengkapi dengan topi atau tutup. Bentuk dari mur bertopi diperlihatkan pada gambar di bawah.

Tutup atau topi ini berfungsi untuk melindungi ujung ulir baut yang tersisa agar tidak terkena benturan. Selain itu, tutup ini difungsikan juga sebagai pengaman agar sisa ulir tersebut tidak melukai bagian tubuh yang tidak sengaja menyenggolnya. Ini biasa digunakan pada peralatan anak-anak.

Dalam mengencangkan mur bertopi ini, mur hanya bisa dikencangkan hingga sisa ujung baut menyentuh topinya. Jika dikencangkan dengan sisa ujung baut melebihi batas topi dapat menyebabkan topinya rusak dan juga ulir baut juga akan rusak.

e. Cage Nut (Mur Sangkar)

Cage Nut
Cage Nut

Mur sangkar ini berbentuk kotak. Bentuk dari mur sangkar diperlihatkan pada gambar di bawah.

Mur sangkar tidak dapat dikencangkan pada bagian murnya, karena mur ini ditempatkan pada sebuah sangkar atau rumah. Sehingga untuk mengencangkannya dengan cara memutar baut, sedangkan mur tertahan oleh sangkar.

f. Castle Nut (Mur Benteng)

Castle Nut
Castle Nut

Castel nut disebut juga dengan mur benteng atau mur mahkota. Sesuai namanya, pada salah satu sisi mur terdapat permukaan yang tidak rata menyerupai benteng atau mahkota. Bentuk mur benteng ini diperlihatkan pada gambar di bawah.

Mur benteng dilengkapi dengan pengunci. Mur ini dipasangkan dengan baut yang mempunyai lobang pada ulirnya. Lubang ini akan digunakan untuk meletakkan pengunci agar mur tidak dapat berputar lagi. Mur benteng ini digunakan pada bagian yang berbahaya jika mur terlepas. Seumpama saja pada as roda motor.

g. Coupling Nut (Mur Kopel)

Coupling Nut
Coupling Nut

Mur kopel bentuknya sama seperti mur segi enam, hanya saja mur kopel ukurannya lebih panjang. Bentuk mur kopel diperlihatkan pada gambar di bawah.

Mur kopel digunakan untuk menyambung dua buah baut. Mur ini banyak digunakan untuk menyetel kedudukan benda yang terhubung oleh dua baut. Mur ini banyak digunakan pada mobil yaitu untuk menyetel keselarasan antara stir dan roda.

h. Lock Nut (Mur Pengunci

Lock Nut
Lock Nut

Mur pengunci (lock nut), merupakan mur yang memiliki ukuran lebih tipis dibandingkan mur pada umumnya. Mur pengunci biasanya dipasangkan di bawah mur utama yang berfungsi sebagai pengunci.

3. Spesifikasi Baut dan Mur

Bentuk bolt terdiri atas Head body dan thread. Ukuran head berdasarkan jarak bidang rata pada bagian Head. Ukuran head bolt menentukan beberapa ukuran kunci atau socket yang dipergunakan. Ukuran bolt ditentukan oleh diameter puncak threat, sedangkan panjang bolt diukur dari bagian bawah head ke bagian ujung thread ( bolt ). Beberapa bentuk bolt memiliki ketentuan penentuan ukuran panjang yang berbeda dalam penunjukkan ukuran bolt.

Spesifikasi Baut
Spesifikasi Baut

a. Bolt Inch

Ukuran bolt ditentukan juga oleh ukuran thread. Berdasakan standarisasi Unified Screw Thread Standard, thread diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir setiap inchi. Unified screw ukuran bolt dinyatakan dengan notasi seperti berikut :

Bolt Code : ½ – 20 – UNC – 3

  • 3 = Panjang dalam satuan inch
  • C = Coarse ( ulir kasar )
  • F = Fine ( ulir halus )
  • 20 = Jumlah puncak ulir per inch
  • 1/2 = Diameter luar puncak ulir.

Thread dibedakan atas coarse thread ( kasar ) dan fine thread ( halus ) yang ditandai dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread memiliki alur yang lebih dalam dan aplikasinya banyak digunakan. Fine thread memiliki alur thread kecil aplikasinya pada permukaan tertentu, misal untuk pengikat parts yang tipis.

b. Bolt Metric

Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditentukan dengan ukuran jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metric adalah sebagai berikut :

Bolt Code : M 12 x 1.75 – 80 – 8.8

  • 8.8 = Class kekuatan baut
  • 80 = Panjang baut
  • 1.75 = Jarak puncak thread dalam satuan mm
  • 12 = Ukuran puncak thread dalam mm
  • M = Ukuran ISO Metric threads

c. Ukuran Baut dan Mur

Baut dan mur sering kita jumpai disekitar kita seperti rumah, mobil, motor, peralatan rumah tangga atau tempat kita bekerja. Untuk menghubungkan dan mengencangkan bagian komponen hingga merekat dan memiliki daya tahan yang baik adalah fungsi dari baut. Adapun ukuran baut untuk mengencangkannya tergantung dari ukuran dan jenis material komponen tersebut. Ukuran baut juga meiliki standar ukuran inchi dan milimeter. Jadi, jangan heran jika banyak jenis dan ukuran baut saat ini.

Saat ini banyak perabotan rumah tangga yang bersifat portable alias dengan mudah dapat berpindah tempat. Perabotan ini bisa dibongkar dan pasang karena sifatnya lebih efisien. Efisien dalam pengiriman karena tidak memakan banyak tempat dan dirakit ditempat yang akan dipasang. Dalam hal ini tentunya ada baut yang digunakan untuk merakit dan memasang perabotan tersebut. Contohnya baut digunakan pada roda mobil, sepeda, meja, rak, lemari, jemuran bahkan panci untuk masak.

Karena fungsi dan kegunaan baut yang sangat penting, kebanyakan orang yang tidak biasa merakit atau memasang benda sedikit sulit untuk mencari ukuran mur baut dan kuncinya yang pas. Jenisnya dan bentuknya pun beraneka ragam, ada yang ujungnya segi enam dan ada juga yang bulat. Begitu juga ulirnya pun berbeda-beda.

Oleh karena itu cara membaca ukuran baut penting untuk diketahui agar bisa menentukan kunci yang sesuai untuk melepasnya. Secara umum jenis baut dinamakan dengan ukurannya dan untuk mengetahui cara membaca ukuran baut bisa dengan cara pengukuran secara manual.

Cara Membaca Ukuran Baut. Untuk mengetahui spesifikasi ukuran baut sebetulnya cukup mudah, hanya berpatokan kepada diameter dan panjang baut tersebut. Untuk mengetahui jenisnya tergantung ulir dan kepala dari si baut itu sendiri. Untuk orang awam seperti saya mungkin membutuhkan alat seperti jangka sorong untuk mengetahui pasti ukuran baut tersebut, tetapi bagi yang sering bertemu dengan si baut ini, dengan melihatnya saja sudah tau jenis, ukuran dan tipe baut tersebut. Untuk memudahkan membaca ukuran baut, maka kami telah membuat panduannya dibawah ini.

1. Mengenali Spesifikasi Baut

Untuk memudahkan kita memahami ukuran baut. Dibawah ini akan dijelaskan spesifikasi baut dan pengertiannya.

Spesifikasi baut
Spesifikasi Baut

  1. Diameter atau lingkar baut
  2. Panjang baut
  3. Panjang ulir baut
  4. Lebar kepala baut
  5. Jarak antar ulir baut

2. Standar Ukuran Baut

Setelah mengetahui bagian-bagian baut dan spesifikasinya, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui standar ukuran baut yang digunakan. Hal ini penting, agar dalam membeli baut sesuai dengan kebutuhan kita. Standar ukuran baut yang umum digunakan adalah milimeter dan inchi.

a) Standar Ukuran Baut Skala Milimeter

Standar Ukuran Baut Skala Milimeter

  • Simbol M menunjukkan Metrik dengan satuan milimeter. Jika simbol M 12 maka ukuran diameter bautnya 12 mm
  • Sudut alpha antar pitch 60°

Berikut adalah contoh tabel ukuran baut dalam skala milimeter.

Ukuran Baut milimeter

b). Standar Ukuran Baut Skala Inchi

Simbol W menunjukkan ukuran whitworth dengan satuan inchi. Jika simbol W ¼ maka ukuran diamter bautnya ¼ inchi.

Sudut alpha antar pitch 55°

c). Pengukuran Manual Ukuran Baut

Untuk mengenal jenis dan tipe ukuran baut kita bisa mengecek secara manual menggunakan jangka sorong atau kaliper. Pengukuran ini bisa dilakukan jika kita sudah menghafal atau membaca tabel dari ukuran baut tersebut. Kemudian kita pastikan dengan mengukur tiap bagian-bagian dari baut tersebut.

d) Pengukuran Lebar Kepala Baut

Pengukuran kepala baut manual
Pengukuran kepala baut manual

Untuk memastikan menggunakan kunci yang pas saat memasang atau melepas baut, dapat diketahui dengan mengukur lebar kepala baut. Pengukuran bisa menggunakan jangka sorong atau kaliper. Jika tidak ada, bisa menggunakan penggaris biasa untuk mendapat ukuran sejajar dari kepala baut tersebut. Misalkan saat pengukuran mendapati ukuran 12 mm, maka kunci yang pas untuk membuka atau mengencangkanya adalah kunci 12.

e) Pengukuran Diameter Ulir Baut

Pengukuran Diameter Ulir Baut
Pengukuran Diameter Ulir Baut

Baut dengan tipe M12, M14 atau M18 menandakan diameter ulir tersebut. Untuk memastikan ukuran baut tersebut, gunakan jangka sorong dan letakkan tepat di tengah baut tersebut.

f) Pengukuran Jarak Ulir Baut

Pengukuran Jarak Ulir Baut
Pengukuran Jarak Ulir Baut

Alat untuk mengukur ulit baut dinamakan thread pitch gauge. Pengukuran ulir baut diperlukan untuk menentukan mur yang cocok saat mengencangkan.

g) Pengukuran Panjang Baut

Pengukuran Panjang Baut
Pengukuran Panjang Baut

Panjang baut dibutuhkan untuk mengikat benda sesuai dengan ketebalannya. Misalkan ada lembaran besi dengan ukuran 5 mm, maka setidaknya harus memerlukan ukuran panjang baut 10 mm. Hal ini dikarenakan perhitungan juga dengan ukuran mur sebagai pengencangnya. Untuk pengukuran panjang baut tidak diukur dari kepala baut, melainkan dari leher sampai ujung baut.

Dengan memahami ukuran baut kita memiliki banyak keuntungan seperti menentukan baut yang diperlukan dan memilih kunci yang pas untuk membuka atau mengencangkan baut tersebut.

4. Penggunaan Baut dan Mur

Pada kehidupan sehari-hari banyak dijumpai penggunaan mur dan baut. Pada penggunaan mur dan baut tersebut, sering dijumpai kesulitan saat melepas atau memasangnya. Pada saat baut sudah terpasang lama maka akan sulit dilepas, sedangkan saat memasangnya bisa ada kesulitan untuk mengencangkannya. Untuk memperlancar pekerjaan itulah dirancang berbagai model dan ukuran alat yang dinamakan kunci pas.

Salah satu contoh untuk mengencangkan baut kendaraan, seorang montir pada bengkel menggunakan kunci seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Cara yang paling mudah untuk mengencangkan baut tersebut adalah . . . .  

  1. Tangan menarik ke atas pada posisi P.undefined
  2. Tangan menekan ke bawah pada posisi P.undefined
  3. Tangan menekan ke bawah pada posisi Q.undefined
  4. Tangan menekan ke bawah pada posisi R.undefined
  5. Tangan menarik ke atas pada posisi R.undefined

a. Baut di Bodi

Otolovers mempunyai mobil, tentu tidak akan menemukan baut di sekitar bumper, baik di posisi depan atau belakang. Selain itu, pemilik mobil juga akan menemukan baut di sekeliling bodi motor atau kendaraan roda empat.

b. Baut Flange

Kemudian ada juga baut flange. Barang kecil ini kerap digunakan di mesin bagian dalam sepeda motor ataupun mobil. Fungsinya sendiri sebagai peredam agar tidak mudah longgar atau terlepas.

Material baut flange terbuat dari baja hitam yang bersifat tahan lama. Bentuknya sendiri mempunyai kepala berbentuk hexagonal atau segi enam.

c. Baut Roda

Di bagian roda kendaraan pasti Otolovers juga akan menemukan baut. Jika di mobil, maka bakal ditemukan sekitar 4 baut sekaligus. Fungsinya sendiri adalah untuk menahan beban pada roda, sehingga saat berputar tidak mudah lepas.

d. Baut Tipe L

Baut yang sering digunakan untuk motor dan mobil adalah tipe L. Terkadang dipakai untuk memasang aksesoris kendaraan. Contohnya sendiri adalah di over fender, engsel pintu, dan lain sebagainya.

e. Baut Tanam atau Stud Bolt

Ada juga baut tanam atau stud bolt yang merupakan jenis baut yang tidak memiliki kepada di kedua sisi ujungnya. Biasanya baut model ini hanya berbentuk ulir. Untuk penggunannya sendiri, baut tanam sering digunakan di mesin kendaraan, suku cadang, dan lain sebagainya.

f. Baut Plastic Region

Selain baut tanam, bagian mesin kendaraan juga sering menggunakan baut plastic region. Hal ini karena baut ini bersifat tahan lama dan kuat, serta mampu menahan tekanan atau tegangan saat kendaraan dikendarai.

B. Jenis, Spesifikasi dan Penggunaan Fastener

Baut dan mur adalah jenis alat yang dapat menghasilkan kekuatan ikatan yang kuat. Namun, tidak semua komponen diikat dengan baut dan mur.

Suatu konstruksi bangunan baja adalah tersusun atas batang-batang baja yang digabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai macam teknik sambungan.

Adapun fungsi / tujuan sambungan baja antara lain :

  1. Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan konstruksi sesuai kebutuhan.
  2. Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan sebagainya).
  3. Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
  4. Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi mengalami rusak.
  5. Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi yang dapat bergerak missal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan suhu. 

1. Paku Keling

Paku keling (rivet) merupakan salah satu jenis sambungan pada elemen mesin yang biasa digunakan untuk penyambungan tetap diantara 2 plat ataupun lebih, penggunaan paku keling misalnya digunakan pada boiler dan tangki.

Paku keling dalam dimensi yang kecil biasa digunakan untuk menyambungkan dua buah komponen dengan beban kerja yang ringan, misalnya seperti furniture, alat elektronik, alat rumah tangga dll.

Komponen yang disambung dengan menggunakan paku keling memiliki kekuatan yang cukup tinggi dan tidak dapat dilakukan bongkar pasang pada komponen tersebut(permanen). sambungan paku keling dapat dilepas secara paksa dengan cara merusak sambungan paku keling tersebut, dengan resiko akan menimbulkan cacat pada

komponen yang disambung. Karena berdasarkan sifatnya yang digunakan secara permanen, maka sambungan paku keling harus dibuat sekuat mungkin untuk menghindari kerusakan atau kegagalan dalam sambungan komponen.

Pemasangan paku keling atau sering juga disebut rivet tentunya berbeda dengan pemasangan paku pada umumnya. Menurut sumber Wikipedia rivet atau paku keling merupakan jenis paku dari logam, terdiri dari kepala dan batang, dipakai untuk mengikat penyambungan dari pelat besi dengan cara yang aplikasinya dapat digunakan untuk banyak hal.

Cara menggunakan

Apabila kalian akan memasangkan paku rivet, harap dilakukan secara hati-hati. Sebab, pemasangan paku ini bersifat permanen dan jarang akan terlepas lagi. Paku ini paling banyak digunakan sebagai pengikat sambungan besi. Cara pemasangannya pun menggunakan proses pengelingan (riveter).

Langkah-langkah pemasangan paku keling
Langkah-langkah pemasangan paku keling

Langkah-langkah pemasangan paku keling sebagai berikut :

  1. Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku keling
  2. Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung
  3. Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung
  4. Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa
  5. Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakanMesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang

2. Klem (Clamp)

Klem selang adalah perkakas yang digunakan untuk menghubungkan atau mengunci selang atau pipa dengan fitting atau alat lainnya yang bertujuan untuk mencegah kebocoran atau keluarnya cairan dari sambungan selang tersebut.

Ditinjau dari bentuknya, perkakas ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu body atau tubuh klem dan mekanisme pengunci. Tubuh klem biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan terhadap tekanan dan korosi, seperti logam atau plastik yang berkualitas tinggi.

Mekanisme kunci pada klem tersebut berfungsi untuk mengencangkan dan mengunci selang dengan erat ke fitting atau alat yang disambungkan. Beberapa jenis mekanisme kunci yang umum digunakan adalah sekrup, klip, atau kait.

Klem selang tersedia dalam berbagai ukuran dan jenis untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Perkakas ini dapat digunakan di berbagai industri, termasuk industri otomotif, pertanian, perkapalan, dan industri manufaktur.

Selain itu, klem ini juga umum digunakan dalam kegiatan rumah tangga, seperti menghubungkan selang air pada keran atau alat penyiram taman, dan gas.

Ketika menggunakan klem ini, penting untuk memilih ukuran yang sesuai dengan diameter selang yang akan digunakan dan memastikan klem tersebut terpasang dengan baik dan erat agar tidak terjadi kebocoran.

Menggunakan klem selang yang bagus tentunya memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan penggunaan klem selang yang kurang berkualitas, antara lain :

Keamanan Sambungan. Klem yang baik memberikan sambungan yang aman dan kuat antara selang dan fitting atau alat lainnya sehingga dapat mencegah kebocoran atau kelepasan selang yang dapat menyebabkan kerusakan atau bahaya potensial.

Ketahanan Terhadap Tekanan Tinggi. Klem yang bagus dirancang untuk menahan tekanan tinggi dalam sistem pipa atau selang. klem tersebut memiliki kekuatan dan daya tahan yang memadai untuk menjaga kekuatan sambungan bahkan dalam kondisi tekanan yang ekstrem.

Ketahanan terhadap Korosi. Bahan yang digunakan dalam klem yang berkualitas sering kali tahan terhadap korosi. Hal ini penting terutama dalam penggunaan yang melibatkan kontak dengan cairan atau lingkungan yang korosif.

Kemudahan Pemasangan. Klem yang berkualitas umumnya dirancang untuk mudah pemasangannya. Mekanisme kunci yang baik memungkinkan pengguna untuk mengencangkan klem dengan mudah dan efisien, tanpa perlu menggunakan peralatan khusus, Model lama klempun bisa dikencangkan dan dikendorkan dengan hanya dengan menggunakan obeng plus (kembang) atau minus.

Fleksibilitas dan Keanekaragaman. Ada berbagai jenis dan ukuran klem yang tersedia, sehingga memungkinkan pengguna untuk memilih klem yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Fleksibilitas ini memungkinkan klem selang digunakan dalam berbagai aplikasi dan industri yang berbeda.

Tahan Lama. Klem yang bagus terbuat dari bahan yang tahan lama dan tahan terhadap aus, sehingga mereka memiliki umur pakai yang panjang. Mereka dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang keras dan tugas yang berat tanpa kehilangan kinerja atau keandalan.

Hemat Biaya. Meskipun klem berkualitas tinggi mungkin memiliki harga yang sedikit lebih tinggi, mereka cenderung lebih efektif dalam jangka panjang. Mereka dapat mengurangi risiko kebocoran dan kerusakan, mengurangi biaya perawatan dan penggantian selang yang sering.

Bagaimana Memilih Klem Selang yang Cocok

Memilih klem selang yang cocok membutuhkan perhatian terhadap beberapa faktor penting, antara lain sebagai berikut :

  1. Ukuran dan Jenis Selang. Pertama-tama, pastikan Anda mengetahui ukuran dan jenis selang yang akan digunakan. Periksa diameter selang untuk memilih klem yang sesuai. Selain itu, pertimbangkan apakah selang yang akan kita klem terbuat dari bahan karet, PVC, logam, atau jenis lainnya. Pastikan klem yang Anda pilih kompatibel dengan jenis dan bahan selang yang akan digunakan.
  2. Aplikasi dan Lingkungan. Pertimbangkan aplikasi dan lingkungan di mana klem akan digunakan. Jika klem akan digunakan dalam industri atau aplikasi yang keras, pilih klem yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, tekanan tinggi, atau suhu ekstrem. Jika klem akan digunakan di lingkungan yang rentan terhadap korosi, pilih klem yang tahan korosi atau dilapisi dengan lapisan pelindung.
  3. Kekuatan dan Ketahanan. Pastikan klem memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan tekanan dan beban yang terjadi dalam sistem. Periksa spesifikasi dan batas beban yang ditentukan oleh produsen untuk memastikan klem mampu menangani kondisi operasional yang diinginkan..
  4. Mekanisme Kunci. Perhatikan jenis mekanisme kunci yang digunakan pada klem. Pilih mekanisme yang mudah digunakan dan memberikan kekencangan yang kuat pada sambungan selang. Sekrup, klip, atau kait adalah beberapa contoh mekanisme kunci yang umum digunakan.
  5. Kualitas dan Merek. Pilih klem dari merek yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Merek yang terkenal sering kali menawarkan produk yang berkualitas tinggi dan dapat diandalkan. Jika membeli secara online, lihat ulasan dan rekomendasi pengguna lain untuk memastikan kualitas klem yang akan kita beli.
  6. Kompatibilitas dan Standar. Pastikan klem yang kita pilih sesuai dengan standar yang berlaku. Beberapa aplikasi atau industri mungkin memiliki standar khusus yang perlu dipenuhi. Selain itu, pastikan klem yang Anda pilih kompatibel dengan fitting atau alat yang akan digunakan.
  7. Harga dan Biaya. Hal terakhir yang perlu diertimbangkan tentulah anggaran pada saat akan membeli klem selang. Bandingkan harga dari berbagai produsen dan pilih yang sesuai dengan kualitas dan kebutuhan. Ingatlah bahwa memilih kualitas yang baik dan tahan lama sering kali lebih hemat dalam jangka panjang karena mengurangi risiko kerusakan dan penggantian yang sering.

Cara Penggunaan Klem Selang yang Benar

Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan klem selang dengan benar :

  1. Persiapkan Selang dan Fitting. Pastikan selang yang akan digunakan dalam kondisi baik dan sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Bersihkan ujung selang dan fitting untuk menghilangkan kotoran, debu, atau kontaminan lainnya yang dapat mengganggu sambungan.
  2. Pilih Klem Selang yang Tepat. Pilih klem selang yang sesuai dengan ukuran dan jenis selang yang akan digunakan. Pastikan klem memiliki kapasitas yang cukup untuk menahan tekanan dan beban yang ada dalam sistem.
  3. Tempatkan Klem pada Selang. Geser klem tersebut ke ujung selang dengan lebar yang memadai untuk menutupi bagian fitting yang akan dihubungkan. Pastikan klem berada dalam posisi yang benar dan tidak mengganggu sambungan selang.
  4. Pasang Fitting pada Selang. Sambungkan fitting atau alat lainnya pada ujung selang yang telah dipasang klem. Dorong fitting ke dalam selang hingga mencapai posisi yang diinginkan.
  5. Kencangkan Klem. Gunakan alat yang sesuai, seperti kunci pas atau obeng, untuk mengencangkan klem. Pastikan klem diencangkan dengan erat namun tidak terlalu kencang. Periksa petunjuk produsen untuk mengetahui torsi pengencangan yang direkomendasikan untuk klem tertentu.
  6. Periksa Kekencangan dan Kebocoran. Setelah klem dikencangkan, periksa kembali sambungan untuk memastikan bahwa klem telah mengunci selang dengan erat pada fitting. Periksa apakah ada tanda-tanda kebocoran cairan di sekitar sambungan. Jika ada kebocoran, periksa dan perbaiki sambungan atau ganti klem yang tidak tepat.
  7. Uji Tekanan. Jika diperlukan, lakukan pengujian tekanan pada sistem untuk memastikan bahwa sambungan selang yang menggunakan klem berfungsi dengan baik. Ikuti prosedur pengujian yang ditentukan sesuai dengan aplikasi atau standar yang berlaku.

Jenis  Klem  yang Paling Umum Kita Temukan

Ada berbagai jenis klem selang yang tersedia di pasaran. Berikut adalah beberapa jenis yang umum kita temukan :

Klem Selang Stainless Steel. Klem selang stainless steel umumnya digunakan dalam aplikasi industri dan tahan terhadap korosi.

Klem Selang Stainless

Klem Selang Karet. Klem selang karet biasanya digunakan dalam aplikasi otomotif, seperti sistem bahan bakar dan sistem pendingin.

Klem Selang Karet

Klem Selang T-Bolt. Klem selang t-bolt memiliki desain khusus dengan baut pengencang yang besar dan kuat. Mereka sering digunakan dalam aplikasi performa tinggi di industri otomotif dan mesin. 

Klem Selang T-Bolt

Contoh Penggunaan Klem Selang Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Klem Selang Gas. Klem selang gas adalah klem yang digunakan untuk mengamankan dan menjaga keamanan selang gas yang digunakan dalam sistem gas. Fungsi utama klem selang gas adalah untuk mencegah kebocoran gas dengan mengencangkan selang gas secara erat ke sambungannya.

Klem Selang Gas

Ukuran klem selang ini dapat bervariasi tergantung pada jenis dan diameter selang gas yang digunakan. Klem ini umumnya tersedia dalam berbagai ukuran yang sesuai dengan kebutuhan yang berbeda, seperti 1/2 inci, 3/4 inci, atau 1 inci, tergantung pada diameter selang gas yang akan diikat.

Selain itu, klem selang gas juga tersedia dalam berbagai desain dan bahan, termasuk stainless steel atau baja karbon, untuk kekuatan dan ketahanan yang optimal terhadap tekanan gas yang berlalu di dalam selang.

Klem Selang Air. Klem selang air adalah klem yang digunakan untuk mengencangkan dan mengamankan selang air pada sambungannya. Fungsi utama klem selang air adalah mencegah kebocoran air dengan menjaga agar selang air tetap terhubung dengan erat pada titik sambungan.

Ukuran klem selang air dapat bervariasi tergantung pada diameter selang air yang akan digunakan. Ukuran yang umum untuk klem selang air meliputi 1/2 inci, 3/4 inci, atau 1 inci, sesuai dengan diameter selang air yang akan diikat.

Penting untuk memilih klem selang air yang sesuai dengan ukuran selang agar dapat memberikan kelonggaran yang cukup untuk mengencangkan dengan kuat namun tetap menjaga fleksibilitas selang air.

Klem selang air juga tersedia dalam berbagai jenis dan bahan, seperti stainless steel atau plastik, tergantung pada kebutuhan dan lingkungan penggunaan. Desainnya juga dapat beragam, termasuk klem dengan sekrup untuk pengencangan manual atau klem dengan mekanisme pegas untuk pengencangan otomatis.

3. Cable Tie

Dalam dunia industrial pastinya produk satu ini sudah tidak asing lagi apalagi untuk aktivitas perkantoran dan perbaikan rumah. Kabel ties atau bisa juga dikenal sebagai zip ties adalah produk penting yang sering digunakan sebagai pengikat kabel listrik dan pipa agar tidak berantakan. 

Tapi tahukah Anda ternyata kabel ties ini juga bisa digunakan dikehidupan sehari-hari. Benda satu ini memang terkenal dengan sejuta manfaat. Dalam artikel ini, kami akan membahas dan membagikan beberapa tips dan trik memanfaatkan kabel ties sesuai jenis dan ukurannya dengan efektif untuk kehidupan sehari-hari. Jadi, mari kita mulai.

Apa itu Kabel Ties? 

Buat Anda yang belum tahu, kabel ties atau sering disebut juga dengan zip ties adalah produk seperti kabel kecil yang sering digunakan sebagai pengikat dan penahan benda-benda tertentu. Kabel ties terbuat dari bahan plastik dan memiliki desain produk yang sederhana namun punya daya ikat sangat kuat sehingga dapat menahan beban yang cukup berat.

Umumnya kabel ties terbuat dari bahan plastik nylon-66 tapi ada juga yang terbuat dari bahan stainless. Kabel ties tersedia dalam berbagai jenis ukuran, bentuk dan varian warna yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 

Macam-Macam Ukuran Kabel Ties

Agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya, kabel ties tersedia dalam berbagai ukuran dan warna. Ada kabel ties yang ukuran panjangnya hanya beberapa sentimeter, ada juga yang ukurannya hingga beberapa meter. Lebar dan warnanya juga bervariasi sesuai dengan tingkat kekuatan ikatan yang dibutuhkan.

Kabel ties yang sering digunakan kebanyakan orang adalah kabel ties yang ukurannya mulai dari sekitar 4 inci (10cm) sampai yang ukurannya 36 inci (91cm). Biasanya kabel ties yang ukurannya kecil sering digunakan untuk mengikat plastik roti, kantong sampah, label merek, dan lain-lain. Sedangkan untuk kabel ties yang ukurannya sedang banyak digunakan untuk mengikat gulungan kabel listrik, pipa, dan lain sebagainya.

Dalam prakteknya, ukuran dan warna dari kabel ties yang digunakan tergantung dari berat benda yang akan diikat, kondisi lingkungan, dan kegunaanya untuk permanen atau sementara waktu. Jadi, pastikan kabel ties yang Anda pilih sudah tepat ya.

Penggunaan Kabel Ties 

Penggunaan kabel ties sebenarnya sangat mudah yaitu dengan memasukkan bagian ujung kabel yang bentuknya sedikit runcing ke dalam kepala kabel ties, kemudian tarik hingga benar-benar kencang. Jika panjang kabel berlebihan, gunting untuk memutuskan kabelnya. Kabel ties bisa dilepaskan menggunakan gunting atau pisau cutter karena sangat keras jika dilepaskan hanya dengan menggunakan tangan.

Memanfaatkan Kegunaan Kabel Ties Di Kehidupan Sehari-hari

Seperti yang sudah dibahas diatas, kabel ties memiliki berbagai varian ukuran dan warna. Mulai dari yang ukurannya kecil hingga yang besar, semua bisa Anda manfaatkan untuk mengikat benda-benda yang ada disekitar agar tidak terlihat berantakan.

Berikut contoh ide-ide kreatif dari kami yang bisa Anda coba : 

Penggunaan Kabel Ties
Penggunaan Kabel Ties

Mengikat Kabel Listrik Menggunakan 2 Jenis Ukuran Kabel Ties Yang Berbeda

  1. Jika Anda punya kabel ties yang ukurannya kecil (2.5x100mm) dan yang ukurannya sedang (3.6x200mm), Anda bisa menggunakan beberapa kabel ties kecil dan cukup satu yang ukurannya sedang untuk mengikat kabel yang berantakan. Caranya:
  2. Pertama rapikan kabel yang berantakan sebelum diikat
  3. Ikatkan kabel ties yang ukurannya sedang pada kabel yang sudah dirapikan, tarik sampai benar-benar rapat
  4. Gunakan beberapa kabel ties yang ukurannya kecil untuk dikaitkan dicelah-celah kabel hingga seperti mengikat kabel ties yang ukurannya sedang, tarik sampai kencang. Lakukan sampai semua kabel tertutup.
  5. Gunting ujung kabel ties yang berlebihan agar terlihat rapi

4. Circlip

Snap Ring merupakan salah satu onderdill dari komponen mesin yang mempunyai fungsi sebagai lock atau stoper untuk menahan  Bearing unit agar tidak lepas atau bergeser dari dudukannya.Sedangkan Macam atau model Snap Ring tersebut ada 2 antara lain adalah sebagai berikut :

Macam macam bentuk Circlip
Macam macam bentuk Circlip

a. Circlip/Snap Ring Out

Snapring Luar
Snapring Luar

Circlip/Snap Ring Out ini biasanya di gunakan pada bearing Unit yang posisi dudukannya di luar atau pada shaft benda kerja sehingga diameter dalam dari bearing unit tersebut harus di beri stoper atau penahan dengan menggunakan Snap Ring Out.

Snap Ring Out mempunyai lingkaran Dalam yang lebih kecil dari ukuran diameter luar dari shaft bearing Unit, sehingga pada saat Snap Ring Out ini di pasang pada Alur Snap Ring maka lingkaran luar dari Snap Ring tersebut akan mengunci atau menahan dari Diameter Dalam dari Bearing unit tersebut.

b. Circlip/Snap Ring In

Snapring In

Snap Ring In merupakan salah satu onderdill dari komponen mesin yang berfungsi sebagai stoper atau lock untuk menahan body bearing unit pada bagian Diameter Luar atau OD dari bearing unit tersebut. Snap Ring In ini mempunyai sifat seperti Pegas yang di mana pada saat Lubang Kepala Snap Ring di tarik ke dalam oleh Ujung Tang Snap Ring In, maka Snap Ring In tersebut akan mengecil dan saat Tnag Snap Ring In di lepaskan maka Snap Ring In tersebut akan kembali ke bentuk awal.

Snap Ring In ini mempunyai Lingkaran luar yang lebih besar dari ukuran diameter Luar dari Bearing Unit, Sehingga pada saat Snap Ring In ini di pasang pada Alur Snap Ring maka lingkaran dalam dari Snap Ring tersebut akan mengunci atau menahan dari diameter luar Bearing Unit.

5. Split Pin/Cotter Pin

Bukan hal yang aneh jika baut menjadi kendor seiring berjalannya waktu. Misalnya, jika baut dipasang pada suatu mesin, getaran yang dihasilkan mesin dapat menyebabkan baut terlepas. Namun, ada beberapa cara untuk mengamankan baut pada tempatnya, termasuk penggunaan pin kekacauan. Tapi apa sebenarnya pasak itu?

Cotter Pin / Split Pin
Cotter Pin / Split Pin

Apa itu Cotter Pin?

Juga dikenal sebagai split pin, Cotter pin adalah pengikat sederhana yang digunakan untuk mengencangkan baut — atau pengikat berbentuk batang lainnya — pada tempatnya. Seperti ditunjukkan pada gambar di samping, pasak terdiri dari sepotong logam sempit berbentuk U dengan bagian atas melebar dan melingkar. Pin pasak dimasukkan ke dalam baut untuk mencegah baut kendor.

Cara Mengunakan Cotter Pin

Cara menggunakan cotter pin

Cotter pin bekerja dengan mencegah baut yang dimasukkannya keluar. Tentu saja tidak semua baut mendukung penggunaan pasak. Sebaliknya, Anda hanya dapat memasukkan pasak ke dalam baut jika baut tersebut berlubang. Tanpa lubang, tidak ada tempat untuk memasukkan pasak. Oleh karena itu, Anda harus memilih baut dengan lubang yang sudah dibor jika Anda berencana mengencangkannya menggunakan pasak. Anda selalu dapat mencoba mengebor lubang baru pada baut yang sudah ada, tetapi tersedia baut yang dirancang khusus untuk digunakan dengan pasak. Mereka sudah memiliki lubang yang sudah dibor sebelumnya, memungkinkan pemasangan pasak lebih cepat dan mudah.

Untuk menggunakan pasak, cukup masukkan ke dalam lubang baut. Selanjutnya, Anda harus memelintir kedua ujung pasak yang berbentuk seperti cabang ke arah luar dan menjauhi satu sama lain. Beberapa orang beranggapan bahwa yang terbaik adalah memelintir ujung pasak menjadi satu, namun pengikat sederhana ini menawarkan perlindungan terbaik terhadap kelonggaran saat ujung-ujungnya dipelintir satu sama lain. Dengan menggunakan teknik ini, pasak akan lebih kecil kemungkinannya untuk terlepas dari baut — sesuatu yang dapat menyebabkan baut terlepas juga.

Cotter pin adalah pengikat sederhana yang digunakan untuk mengamankan baut pada tempatnya. Terdiri dari sepotong logam berbentuk U, dimasukkan melalui lubang baut, setelah itu ujung-ujungnya dipilin menjadi satu. Pasak mengamankan baut pada tempatnya sehingga kecil kemungkinannya kendor dan lepas.

6. Sealant

Terdapat beberapa jenis sealant yang digunakan pada bidang otomotif. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan pembahasan mengenai pengertian dan jenis sealant. 

Sealant merupakan zat sejenis segel mekanis, biasanya sealant ini berbentuk pasta atau cairan kental yang memiliki kekuatan dan jenis yang berbeda-beda. Sealant pada umumnya berfungsi untuk mengisi ketidakberaturan yang ada pada dua bangunan, mengisi retakan pada permukaan bangunan, memblokir cairan, udara, debu, suara, dan transmisi panas.

Sealant Untuk Body Mobil
Sealant Untuk Body Mobil

Karena dapat mencegah udara maupun zat lain melewati celah pada bangunan, sealant dapat membuat bangunan utamanya rumah Anda menjadi lebih nyaman di berbagai kondisi cuaca.

a. Pengertian Sealant

Sealant adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengisi ruang diantara dua bagian komponen mesin. Sealant biasanya berbentuk zat yang digunakan untuk memblokir masuknya cairan melalui permukaan atau saluran atau sambungan. Lebih tepatnya, sealant berfungsi untuk mengisi celah diantara dua part untuk mencegah kebocoran cairan. Sealant biasanya terbuat dari bahan sintetik yang berbentuk pasta atau cairan kental. Namun terdapat beberapa sealant lain yang berbentuk padat.

b. Jenis Sealant

Terdapat beberapa jenis sealant pada bidang otomotif. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan pembahasan mengenai jenis sealant. 

  1. Silicone Sealant, merupakan salah satu jenis sealant yang termasuk dalam golongan anorganik. Silicone sealant terbuat dari silicone polymer yang memiliki bahan seperti karet.
  2. Acrylic Sealant, merupakan salah satu jenis sealant yang terbuat dari asam akrilik. Berbeda dengan silicone sealant, sealant jenis ini tidak memiliki sifat elastis.
  3. Polyurathene Sealant, merupakan salah satu jenis sealant terbuat dari polyurathene. Sealant jenis ini dapat dimodifikasi dengan penambahan warna.

Lem biru/ Sealant Untuk Blok Engine

c. Langkah-langkah cara pemakaian:

  1. Bersihkan dan keringkan permukaan yang akan diberikan sealant
  2. Tutup permukaan lain yang tidak memerlukan sealant dengan selotip atau masking tape
  3. Potong ulir kemasan dan pasang pipa corong. Kemudian potong ujung pipa corong dengan kemiringan 45 derajat
  4. Setelah mengisi celah kedua permukaan, buka kembali selotip atau masking tape sesegera mungkin
  5. Kering sentuh membutuhkan waktu 5-10 menit dan kering keseluruhan membutuhkan waktu 24 jam, tergantung pada temperatur ruangan dan ketebalan sealant yang diaplikasikan

7. Adhesive

Adhesive merupakan zat perekat yang digunakan untuk menyatukan dua benda yang sejenis atau tidak sejenis dengan sebuah aksi permukaan.

Contoh Lem/Adhesive

a. Pengertian Adhesive

Adhesive adalah suatu bahan yang berfungsi untuk menghubungkan dan menyambungkan dua parts melalui ikatan permukaan. Adhesive merupakan zat perekat yang digunakan untuk menyatukan dua benda yang sejenis atau tidak sejenis dengan sebuah aksi permukaan. Dalam bidang otomotif terdapat beberapa lem yang digunakan yaitu lem pipa, isolasi, dan lain sebagainya.

b. Jenis Adhesive

Terdapat beberapa jenis adhesive yang digunakan pada bidang otomotif. Berikut merupakan pembahasan mengenai jenis adhesive.

c. Jenis Adhesive Berdasarkan Benda Yang Di Ikat

Menurut benda yang mampu diikat oleh adhesive maka adhesive Secara garis besar, terdapat dua macam adhesif yang digunakan pada industri kendaraan bermotor, yaitu :

  1. The General Purpose Trim Adhesive
  2. The Metal To Metal Adhesive, 

1) The general-purpose trim adhesives. Merupakan bahan adhesif sintetis ataupun larutan karet adhesif, pada umumnya digunakan untuk menyatukan bahan-bahan yang terbuat dari karet, kulit, PVC, vinyl, menyatukan busa dengan logam, kayu, hardboard, dan bahanbahan kelengkapan interior lainnya.

Salah satu bahan general-purposes trim adhesives yang paling populer adalah solvent-based neoprene adhesive yang menghasilkan ikatan yang kuat pada bermacam-macam bahan seperti PVC, ABS, kayu, logam, busa, plastik berlapis, kain, karet, dan hardboard. Kelebihan lain dimiliki oleh solvent-based neoprene adhesive adalah waktu dihasilkannya ikatan setelah diaplikasikan berkisar antara lima sampai dengan dua puluh menit (5 – 20 menit), dengan demikian bahan adhesif jenis ini dapat digunakan dengan metode yang bervariasi.

Bahan adhesif lainnya yang juga populer digunakan adalah solventbased natural rubber solution yang digunakan untuk menyatukan PVC dengan hardboard ataupun millboard, pada pemasangan interior, misalnya pada door trim.

2) The metal-to-metal adhesives, merupakan bahan adhesif yang digunakan untuk menyatukan komponen yang terbuat dari bahan logam. merupakan salah satu jenis adhesive yang memiliki fungsi untuk menyatukan komponen yang terbuat dari metal. Hal ini merupakan pengembangan dari welding yang memiliki kekurangan yaitu dapat menghasilkan karat.

d. Jenis Adhesive

Menurut bahan pembuatannya, maka adhesive dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Berikut merupakan jenis adhesive berdasarkan bahan pembuatannya.

Pada pembuatan bodi kendara-an bermotor secara masal, penggunaan spot welding akan meninggalkan bekas pada permukaan pelat sehingga diperlukan pengerjaan lanjut sebelum pelaksanaan proses pengecatan.

Skema perekat adhesive pada mobil
Skema perekat adhesive pada mobil

Hal ini merupakan pemborosan, sehingga diperlukan adanya penggunaan metode lain yang lebih efisien. Disamping itu, kebutuhan penggunaan interweld sealer untuk mencegah masuknya air dan pencegahan korosi di sisi dalam komponen bodi (inter-weld) yang tidak terlapisi cat pada industri pembuatan bodi kendaraan bermotor mendo-rong dikembangkannya bahan metal-tometal adhesives.

Bahan adhesi

Sementara untuk jenis bahan pembuatan sebuah adhesive ini dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

  1. Thermoplastic adhesives, yaitu polyvinyl acetate (PVA), polyvinyl chloride (PVC), polyvinyl butyral, dan polyvinyl formal. PVA biasa digunakan sebagai emulsi pada air atau sebagai zat pelarut.
  2. Thermosetting adhesives, yaitu epoxy adhesives yang dikerjakan panas (satu komponen), ataupun jenis yang dikerjakan dingin (dua komponen). Epoxy adhesives dapat digunakan secara luas pada berbagai macam bahan dan menghasilkan ikatan dengan kekuatan tarik yang kuat. Kekurangannya adalah berkaitan dengan biaya operasional yang tinggi dan diperlukan permukaan benda kerja yang bersih sebelum adhesif jenis ini diaplikasikan.
  3. Elastomeric adhesives. Merupakan jenis adhesif yang berbasis karet sistetis, seperti polychloroprene atau nitrile rubber, kaduanya merupakan solvent-based adhesives yang dikerjakan dengan cara dioleskan atau disemprotkan ke permukaan benda kerja yang akan disatukan. Segera setelah zat pelarut menguap, kedua permukaan benda kerja disatukan dan dipress untuk memperoleh ikatan secara instan.
  4. PVC Plastisol adhesives. Merupakan bahan adhesif metal-tometal yang paling populer digunakan saat ini. PVC terdiri atas copolymer dalam bentuk serbuk dengan tambahan penguat, stabiliser dan pigment. Plastisol dikerja-kan secara panas agar berubah bentuk menjadi gel yang memiliki kekuatan ikatan fisik yang sangat baik. Kelebihan penggunaan adhesif jenis ini adalah sebagai berikut: (a) dihasilkan sambungan yang memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan tidak mudah mengelupas, (b) tidak diperlukan pembersihan permukaan benda kerja sebelum mengaplikasikan adhesif, (c) adhesif memiliki daya kelenturan yang baik meskipun pada temperatur rendah, dan tahan terhadap getaran, (d) tidak bereaksi dengan minyak, air, garam, dan zat kimia ringan lainnya, (e) temperatur dan waktu pemanasan yang berlebihan tidak terlalu mempengaruhi kualitas adhesif, dan (f) pengerjaan penyambungan benda kerja tidak memerlukan alat press, jig ataupun klem.

Untuk menambah wawasan dan memenuhi rasa ingin tahumu berkaitan dengan threaded, fastener, sealant, dan adhesive silahkan cari video di internet dan pelajari lagi.

Post a Comment for "Menggunakan Threaded, Fastener, Sealant, dan Adhesive"